Lelaki Tua di Depan Pintu Pemakaman

12/03/2019| IslamWeb

Seorang teman dekat pernah bercerita kepada saya tentang sebuah kisah pengalamannya yang lucu, tetapi meninggalkan kesan mendalam di dalam dirinya. Ia menuturkan:

"Ada seorang laki-laki berusia lanjut yang biasa shalat bersama kami di mesjid dekat rumah kami. Secara fisik, tubuh lelaki tua itu sudah bungkuk, pandangannya telah rabun, dan kedua tangannya selalu gemetar. Namun, dalam kondisi seperti itu, ia tetap menunaikan shalat di mesjid.

Beberapa menit menjelang Subuh, Anda akan melihatnya berjalan sendiri di tengan gelap dengan langkah yang tertatih-tatih menuju mesjid. Pada suatu ketika, seorang teman mengabarkan bahwa ada seorang jemaah mesjid kami itu yang meninggal dunia. Terlintas dalam pikiran saya saat itu bahwa yang meninggal adalah lelaki tua itu. Saya sangat sedih dengan kabar itu. Saya lantas berdoa semoga Allah memberikan rahmat kepadanya. Ketika saya berada di depan jenazah, saya bertambah yakin bahwa lelaki tua itulah yang meninggal, karena saya melihat anak-anaknya berada di depan jenazah dan mereka terlihat sangat sedih.

Setelah prosesi pemakaman selesai dan orang-orang kembali kepada aktivitas masing-masing, saya berdiri di depan makam selama beberapa saat untuk berdoa agar ia mendapatkan rahmat dan ampunan Allah. Setelah itu, saya berniat untuk pulang ke rumah. Tepat pada saat itulah saya melihat lelaki tua itu berdiri di depan pintu pemakaman sambil menerima ucapan bela sungkawa atas kematian kerabatnya yang baru saja dikuburkan. Ternyata dugaan saya keliru. Yang meninggal bukan lelaki tua itu.

Lantas saya berkata kepada diri saya sendiri, 'Mengapa lelaki tua itu yang terlintas di dalam benak saya ketika terdengar kabar kematian?' Jawabannya adalah, 'Karena ia telah berusia lanjut'. Dari sinilah saya menyadari bahwa ada sebuah tipuan besar yang telah kita ciptakan sendiri dan kemudian kita benarkan, yaitu bahwa kematian hanya datang kepada orang yang telah berusia lanjut."

Memang benar wahai saudaraku, ini adalah sebuah tipuan yang telah terpatri di dalam jiwa kita, yang kita sendiri tidak tahu dari mana asalnya. Hal itulah yang menjadikan kita lupa pada kematian dan tidak berpikir bahwa ia juga bisa datang pada usia muda.

Saudaraku, kematian tidak mengenal usia. Ia datang kepada siapa saja. Banyak sekali kisah-kisah tentang kematian anak-anak yang masih belia memenuhi surat kabar dan majalah-majalah. Jika Anda tidak percaya, bacalah kasus-kasus tentang kematian yang terjadi dalam usia muda dengan sebab yang bermacam-macam, seperti kecelakaan, sakit, atau kematian dengan sebab yang tidak jelas selain semata-mata karena kehendak Allah.

Saya mengenal seorang pemuda yang masih duduk di bangku SMA. Ia seorang olahragawan yang bertubuh kuat dan atletis. Pada suatu ketika, ia berdiri di balkon rumahnya sambil menarik seutas tali yang diikat dengan sebuah wadah dengan berat tidak lebih dari 500 gram. Wadah itu kemudian tersangkut pada sebuah pohon. Pemuda itu lalu menariknya dengan keras. Namun malang, ia terjatuh dan meninggal seketika.

Jadi, saudaraku, kematian akan datang kepada kita kapan saja, tidak terbatas pada mereka yang telah lanjut usia.

Saudaraku, apakah Anda termasuk orang-orang yang senang bertemu dengan Allah, sehingga Allah juga senang bertemu dengan Anda? Atau Anda tidak termasuk golongan mereka?

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari 'Aisyah—Semoga Allah meridhainya—disebutkan bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga senang bertemu dengannya. Dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah juga benci bertemu dengannya." 'Aisyah—Semoga Allah meridhainya—berkata, "Wahai Nabi Allah, apakah yang dimaksud dengan benci bertemu dengan Allah itu adalah membenci kematian? Padahal setiap kita membenci kematian." Beliau menjawab, "Bukan seperti itu, maksudnya adalah bahwa orang mukmin ketika mendapatkan kabar gembira bahwa ia memperoleh rahmat, ridha, dan Surga Allah, ia senang untuk bertemu dengan Allah, dan Allah pun senang bertemu dengannya. Adapun orang kafir ketika mendapatkan kabar bahwa ia akan mendapatkan azab dan murka Allah, ia benci untuk bertemu dengan Allah, dan Allah pun benci untuk bertemu dengannya." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Demikianlah yang dirasakan oleh orang-orang shalih sepanjang masa dan di mana pun mereka berada. Walaupun mereka memiliki bekal amal-amal shalih, tetapi mereka tetap takut kepada kematian, terutama kematian yang datang dengan tiba-tiba tanpa didahului dengan peringatan dan tanda-tanda.

Wahai saudaraku, ingatlah, bahwa kematian akan menjemput kalian setiap saat, baik melalui kecelakaan, sakit, atau tanpa sebab yang jelas. Suatu hal yang jelas, Anda pasti akan mati. Apakah Anda telah siap menghadapinya?

[Sumber: www.islammemo.cc]

 

 

www.islamweb.net