Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Azan merupakan ibadah yang berpahala besar di sisi Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ, karena ia merupakan seruan untuk melaksanakan shalat yang merupakan rukun Islam kedua setelah mengucapkan Dua Kalimat Syahadat.
Banyak hadits Nabi yang menyatakan tentang keutamaan azan. Di antaranya adalah sabda-sabda Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—berikut ini:
· "Kalau seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang ada pada azan dan saf pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan cara undian, pasti mereka akan mengundi. Dan kalaulah mereka mengetahui besarnya pahala yang akan didapatkan karena bersegera menghadiri shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba (untuk menghadirinya). Dan kalau seandainya mereka mengetahui besarnya pahala yang akan didapatkan dengan mengerjakan shalat Isya dan Subuh, pasti mereka akan mendatanginya meskipun harus dengan merangkak." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim];
· Beliau bersabda kepada Abu Sa`îd Al-Khudri, "Aku memperhatikan bahwa engkau sangat menyukai kambing dan perkampungan. Jika engkau sedang bersama kambingmu atau sedang berada di kampungmu, lalu engkau mengumandangkan azan untuk melaksanakan shalat, maka tinggikanlah suaramu ketika azan. Karena sesungguhnya tidaklah suara muazin itu didengarkan oleh Jin, manusia, dan yang lainnya melainkan semuanya akan menjadi saksi bagi penyerunya pada hari Kiamat." Abu Sa`îd berkata, "Aku mendengarkan (hadits) ini dari Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam." [HR. Al-Bukhâri];
· "Orang-orang yang azan (muazin) adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari Kiamat." [HR. Muslim];
Ketika menjelaskan hadits ini, Imam An-Nawawi berkata, "Ada ulama yang berpendapat bahwa maksud dari hadits ini adalah orang yang paling banyak melihat rahmat Allah, karena orang yang melihat sesuatu biasanya memanjangkan lehernya untuk dapat melihat sesuatu itu. Artinya adalah banyaknya pahala yang kelak akan ia lihat." [Syarh Shahîh Muslim]
Dan di antara hadits-hadits yang berbicara tentang keutamaan menjaga shalat Subuh, terutama jika dilaksanakan secara berjemaah, adalah:
· "Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka seolah-olah ia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, maka seolah-olah ia telah shalat di sepanjang malamnya."
"Barang siapa yang melakukan shalat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Janganlah seseorang menuntut sesuatu dari jaminan Allah (mengganggu orang yang sudah berada dalam jaminan-Nya). Karena siapa yang menuntut sesuatu dari jaminan Nya niscaya Allah akan mengazabnya dan menelungkupkan wajahnya ke dalam neraka Jahanam." [HR. Muslim]
Kehadiran lelaki itu dalam jemaah shalat Subuh secara berkesinambungan menunjukkan bahwa ia telah selamat dari kemunafikan, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam, "Tidak ada shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik melebihi shalat Subuh dan shalat Isya. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak. Sungguh, aku berkeinginan untuk menyuruh muazin mengumandangkan iqamah, kemudian aku suruh seseorang mengimami jemaah, lalu aku mengambil suluh api untuk membakar rumah orang yang belum juga keluar untuk melaksanakan shalat (berjemaah)." [HR. Al-Bukhâri]
Wallâhu a`lam.