Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Tidak mengapa jika kita mengatakan: "Nabi Yang paling agung", karena maksudnya adalah paling agung dari sekian banyak nabi. Dan Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—memang merupakan nabi yang paling mulia, sekaligus penghulu seluruh anak cucu Adam. Sedangkan kemahaagungan Allah—Subhânahu wata`âlâ—berarti bahwa Dia tidak menyerupai satu pun dari makhluk-makhluk-Nya. Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." [QS. Asy-Syûra: 11]
Dalam beberapa hadits, kita juga menemukan pemakaian sebagian nama-nama dan sifat-sifat Allah untuk makhluk-Nya, tetapi tidak disebutkan secara mutlak. Misalnya dalam firman Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—(yang artinya):
· "(Nabi itu) amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." [QS. At-Taubah: 128];
· "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat." [QS. Al-Insân: 2];
· "Maka Kami beri ia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar." [QS. Ash-Shâffât: 101];
Dan ayat-ayat lainnya.
Wallâhu a'lam.