Islam Web

  1. Ramadhan
  2. Haji dan Umrah

Perbekalan di Musim Haji

Perbekalan di Musim Haji

Di antara perkara yang perlu mendapat perhatian khusus oleh jemaah haji adalah keseimbangan dalam mengkonsumsi makanan ketika musim haji. Artinya, tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan. Masalah ini, selain merupakan kaedah dalam konsep konsumsi yang sehat, juga merupakan wasiat Nabi—Shallallâhu `alaihi wa sallam. Beliau bersabda, "Tidak satu pun bejana yang diisi oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah baginya beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya. Kalaupun ia harus melakukannya, maka jadikanlah sepertiga (perutnya) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara." [HR. Ahmad dan At-Tirimidzi]

Selain memperhatikan prinsip keseimbangan dalam mengkonsumsi makanan, jemaah haji juga harus memperhatikan kesehatan makanan yang dikonsumsi, tidak mengandung bakteri penyakit, racun, dan parasit. Selain itu, jemaah haji juga membutuhkan makanan-makanan yang variatif selama berpindah-pindah dari satu amalan ke amalan lain dalam haji, demi memenuhi kebutuhan fisiknya dalam mengatasi sengatan panas. Badan juga membutuhkan banyak protein dan vitamin. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Protein adalah unsur yang sangat penting dalam makanan jemaah haji setiap harinya. Protein ini terdapat pada daging, telur, ikan, dan susu. Jumlah protein yang dibutuhkan oleh seorang jemaah haji dalam sehari adalah sekitar seratus gram.

Yang juga sangat penting adalah bahwa makanan harus mengandung vitamin yang banyak. Sumber vitamin yang paling utama adalah hati, buah-buahan segar, gandum, dan jagung.

Di samping itu, lemak merupakan sumber penting untuk memperoleh kalori. Lemak terdapat antara lain dalam makanan-makanan yang mengandung lemak, seperti krim, keju, lemak hewani, dan minyak.

Adapun makanan bagi jemaah haji yang sakit, ada sebagian penderita sakit yang harus menjalani terapi makanan khusus selama menunaikan haji. Seperti penderita penyakit ginjal yang mengharuskan untuk mengkonsumsi makanan yang minim protein dan pospor, meminimalisir makanan bergaram, banyak meminum air, perasan buah-buahan (jus), sayur mayur, dan buah-buahan, serta tidak berlebihan dalam mengkonsumsi lemak. Demikian juga bagi mereka yang mengidap penyakit diabetes, bengkak persendian, dan lever.

Oleh karena itu, mereka harus tetap melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengontrol terapi makanannya yang sesuai dengan kondisi ibadah haji, serta menerima penyuluhan dari ahli makanan sebelum melakukan perjalanan haji, terutama bagi mereka yang menderita penyakit diabetes.

Ada beberapa saran kesehatan penting yang bermanfaat untuk mengontrol makanan selama menunaikan ibadah haji:

1.    Menghindari makan-makanan yang terbuka, dan hanya memakan makanan berbungkus siap saji setelah memastikan masa berlakunya.

2.    Disarankan selalu agar seimbang dalam mengkonsumsi makanan, serta tidak mengisi perut di luar kapasitasnya. Selain itu, hendaknya jemaah haji menghindari makanan-makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan dan gas perut, seperti bahan-bahan berlemak dan sebagainya.

3.    Mencuci dengan baik sayur-sayuran mentah dan buah-buahan.

4.    Memasak daging dengan baik

5.    Disarankan untuk mengkonsumsi cairan yang mengandung garam sewajarnya untuk mengatasi sengatan matahari

6.    Menjaga kebersihan pribadi, seperti mencuci tangan sebelum makan dan menggunakan sabun yang tidak mengandung zat pewangi.

Terakhir, kami tekankan bahwa kesehatan makanan selama menunaikan ibadah haji adalah salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan dan melindungi diri dari penyakit.

  

Artikel Terkait