Islam Web

  1. Ramadhan
  2. Shalat

Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan 3

Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan 3

Shalat adalah ibadah pertama yang akan dihisab (diperhitungkan) dari seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Jika shalatnya baik maka seluruh amalnya yang lain akan ikut baik, tetapi jika shalatnya buruk maka konsekuensinya adalah dilemparkan ke dalam Neraka—na`ûdzubillâh. Diriwayatkan dari Huraits ibnu Qabîshah, bahwa Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya—berkata: "Aku mendengar Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda: 'Sungguh, ibadah pertama yang akan dihisab di antara amal-amal seorang hamba di hari Kiamat kelak adalah shalatnya. Jika shalatnya baik berarti ia beruntung dan selamat, tetapi jika shalatnya buruk berarti ia gagal dan merugi. Jika ibadah wajibnya kurang, AllahSubhânahu wata`âlâberfirman (yang artinya): 'Lihatlah, apakah hambaku ini memiliki ibadah sunnah'. Lalu disempurnakanlah dengan ibadah-ibadah sunnah itu ibadah wajibnya yang kurang. Kemudian demikian seterusnya dengan amal-amalnya yang lain'." [HR. At-Tirmidzi]

Setelah menyampaikan dalil-dalil yang menjelaskan kedudukan ibadah shalat dalam Islam, kita kembali kepada pertanyaan awal: Apakah ibadah yang agung ini memiliki pengaruh terhadap kesehatan badan?

Fâris `Ulwân menjelaskan, "Shalat memiliki perang penting dalam memperkuat imunitas tubuh, sekaligus mengokohkan dan meningkatkan vitalitasnya dalam melawan dan mengalahkan penyakit-penyakit."

Abdul Mu`thi Qal`aji berkata, "Islam mewajibkan shalat. Suatu ibadah yang merupakan ajakan untuk membersihkan batin, serta membersihkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Di dalam shalat terkandung kelapangan jiwa. Selain itu, ia juga memiliki banyak manfaat dari segi kesehatan bagi pelakunya, seperti: menguatkan otot-otot dan persendian serta membantu lambung mencerna makanan. Sujud yang lama dan khusyuk juga membantu menurunkan tekanan darah tinggi."

Fâris `Ulwân juga menegaskan fakta yang sama, dengan berkata:

"Shalat yang merupakan salah satu rukun Islam ini mengandung gerakan-gerakan fisika penting, sekaligus teknik-teknik olahraga ideal yang memberikan manfaat sangat besar bagi orang yang melaksanakannya secara benar, serta menunaikannya dengan penuh keimanan dan kekhusyukan. Ini di samping janji Allah untuk memberikan pahala yang besar, sekaligus kabar gembira berupa ampunan, kemuliaan, dan nikmat untuk pelakunya.

Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seorang muslim saat melaksanakan shalat begitu banyak dan beragam. Di antaranya ada yang dilakukan berulang seminggu sekali atau lebih; ada yang berulang beberapa kali dalam sehari; ada yang berulang puluhan kali dalam sehari semalam; dan semuanya terukur dan diatur secara teliti sesuai dengan kebutuhan badan dan rohani manusia, selaras dengan tabiat dan fitrahnya. Aktivitas taharah (bersuci) dan shalat semuanya adalah gerakan-gerakan dan aktivitas yang bermanfaat, melatih seluruh otot dan persendian tubuh, serta meningkatkan vitalitas anggota badan dan organ-organnya.

Latihan fisik berkesinambungan yang diwajibkan oleh shalat terhadap seorang muslim berguna untuk mengencangkan dan mengembangkan otot-otot punggungnya, sehingga menyokong dan meluruskan tulang belakang, meringankan darinya potensi bahaya benturan, menghindarkannya dari bahaya patah dan kecelakaan, sehingga pada orang yang terbiasa menunaikan shalat, persentase keretakan dan kekeroposan tulang belakang menjadi minim, demikian juga persentase munculnya penyakit 'Hernia Nucleus Pulposus' (syaraf terjepit) dan penyakit-penyakit tulang belakang lainnya. Selain itu, shalat adalah obat yang sangat penting dan efektif dalam melindungi tulang belakang dari penyakit langka yang dapat menimpanya, yaitu: penyakit 'Ankylosing Spondylitis' (peradangan kronis tulang belakang)."

Fâris `Ulwân menambahkan:

"Sesungguhnya latihan-latihan olahraga berkesinambungan yang dilakukan oleh orang yang menunaikan shalat pada siang dan malam hari, baik pada saat shalat maupun sebelum shalat, yaitu ketika bersuci dan ketika berangkat menuju shalat (banyak melangkah menuju masjid), semua itu akan meningkatkan kelancaran peredaran darah di dalam tubuh secara umum, dan di dalam otak secara khusus, sehingga suplai nutrisi ke otak menjadi baik, dan sel-selnya pun menjadi segar kembali.

Pengaruh udara bersih yang dipenuhi dengan oksigen terhadap proses suplai gizi dan fungsi sel-sel tubuh secara umum dan sel-sel otak secara khusus sudah tidak diragukan lagi. Inilah yang dipasok oleh aktivitas perjalanan ke masjid lima kali dalam sehari. Aktivitas ini menjadi semacam rekreasi harian semi-wajib yang membuat tubuh memiliki masa aktif dan masa refreshing. Anggota-anggota badan menikmati gerakan, serta suplai gizi dan oksigen. Paru-paru juga mendapat pasokan udara yang jernih dan hembusan angin yang sejuk.

Segala manfaat yang didapat oleh seorang muslim dari shalatnya semenjak ia kecil, mulai dari berdiri, duduk, rukuk, hingga sujud, dan itu dilakukan puluhan kali dalam sehari tanpa henti, akan melahirkan di dalam pembuluh darah kepala dan otak suatu insting khusus dan daya refleks yang cukup ketika situasi tubuh mengalami perubahan ekstrem. Dengan demikian, tekanan darah pada pembuluh otak tetap stabil dan terjaga persentasenya, sehingga tidak ada ruang bagi munculnya gangguan-gangguan penyakit."

Qâsim Suwaidâni menegaskan bahwa sisi penghambaan dalam shalat merupakan tujuan utama ibadah ini. Ia berkata, "Kita memang tidak melaksanakan shalat sebagai suatu aktivitas olahraga, sebagaimana dikatakan oleh sebagian orang. Kita melaksanakan shalat adalah sebagai sebagai ritual penghambahan, kekhusyukan, dan kepatuhan menjalankan perintah Zat Yang Maha Pencipta—Subhânahu wata`âlâ. Akan tetapi adakah yang dapat mengingkari bahwa shalat, dengan rukuk dan sujudnya, adalah aktivitas fisik yang melatih otot-otot tubuh, mencegah terjadinya kekeringan pada persendian-persendian badan? Puasa juga kita laksanakan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi bukankah telah terbukti oleh para ilmuwan Barat bahwa puasa dapat melindungi kesehatan fungsi dan organ tubuh, membersihkan tubuh dari kotoran dan racun-racun, serta menjernihkan dan mengembalikan organ-organ tubuh kepada aktivitas fisiolagisnya yang sehat?"

Seluruh manfaat ini terkumpul baru dalam satu ibadah. Bagaimana pula jika ditambah dengan ibadah puasa berikut segala manfaatnya terhadap fisik, kesehatan, dan kejiwaan? Bagaimana dengan ibadah haji dengan segala manfaatnya yang juga sangat banyak? Bagaimana pula dengan ibadah jihad yang merupakan rekreasi Umat?

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang mendirikan ibadah agung yang merupakan rukun Islam kedua ini sesuai dengan cara yang dikehendaki dan diridhai-Nya. Sungguh, Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.

 

Artikel Terkait