Islam Web

  1. Ramadhan
  2. Tempat&peristiwa

Gunung Arafah

Gunung Arafah

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Haji adalah Arafah." [HR. At-Tirmidzi dan An-Nasâ'i]. Hadits tersebut menunjukkan betapa pentingnya Arafah dalam prosesi haji, hingga dikatakan bahwa seakan-akan wuquf di Arafah adalah prosesi haji sepenuhnya.

Arafah terletak di luar batas wilayah haram. Jaraknnya dari Makkah sekitar 21 km. Ia termasuk batas wilayah haram di sebelah timur. Luas areal Arafah mencapai 10,4 km persegi. Sekarang telah dipasang tanda pembatas areal Arafah. Bagi yang sedang berhaji hendaknya memperhatikan tanda tersebut, hingga tidak salah tempat dalam melaksanakan wuquf, agar hajinya sah.

Pada tanggal 9 Dzulhijjah seluruh jamaah haji berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wuquf. Ketika wuquf di sana mereka melaksanakan shalat Zhuhur dan Ashar secara qashar dan jama` taqdim. Dan selama wuquf mereka berdiam di Arafah hingga matahari terbenam.

Pada hari Arafah disunnahkan untuk memperbanyak doa, istighfar, dan membaca Al-Quran. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—yang berbunyi, "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah." [HR. At-Tirmidzi]

Di antara hadits yang menunjukkan keutamaan hari Arafah adalah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah—Semoga Allah meridhainya—ia berkata, sesungguhnya Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tidak ada suatu hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka melainkan hari Arafah. Sesungguhnya pada hari itu Allah mendekat, lalu membanggakan mereka di hadapan para malaikat-Nya seraya berkata, 'Apa yang mereka inginkan?" [HR. Muslim]

Batas areal Arafah di sebalah barat adalah lembah Uranah. Di situ terdapat masjid Namirah. Bagian belakang masjid ini setelah perluasan masuk dalam areal Arafah. Adapun bagian depannya tidak masuk dalam areal Arafah. Hal itu harus diperhatikan benar-benar oleh jamaah haji, karena wuquf di bagian depan masjid tersebut hukumnya tidak sah.

 

Artikel Terkait