Segala puji bagi Allah yang memberi petunjuk kepada perbuatan baik. Dia jadikan kitab-Nya sebagai penunjuk jalan bagi orang beriman. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad——yang dihiasi oleh Tuhannya dengan Al-Quran, serta dianugerahi-Nya malam Lailatul Qadr di bulan Ramadhân. Demikian pula bagi para shahabat beliau para pemimpin sepanjang zaman, juga semua pembela kebenaran dan kebaikan yang mengikuti mereka.
Saudaraku, apakah engkau telah mempersiapkan kegembiraan untuk Bulan Al-Quran?!
Saudaraku seiman, hari-hari ini memberikan kabar gembira tentang kedatangan bulan penuh berkah. Berbagai macam bunga bertebaran di depannya, untuk berkata kepada para hamba Allah, "Telah datang kepada kalian bulan rahmat dan pengampunan, apa yang telah kalian persiapkan untuknya?"
Saudaraku, dahulu di sana, di kota Nabi Shallallâhu `alaihi wa sallam, setiap tahunnya, kabar gembira datang menyapa para shahabat yang suci . Nabi Shallallâhu `alaihi wa sallam yang langsung memberikan kabar itu! Kabar gembira dari Tuhan mereka: "Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan berpuasa di dalamnya. Pada saat itu, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup. Syetan-syetan pembangkang dibelenggu. Demi Allah, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkan kebaikan malam tersebut berarti benar-benar tidak mendapatkan (kebaikan yang banyak)." [HR. Al-Baihaqi dan An-Nasai]
Imam Ibnu Rajab berkata, "Hadits ini merupakan dasar bagi banyak orang untuk saling memberikan selamat dengan kedatangan bulan Ramadhân. Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak bergembira dengan terbukanya pintu-pintu Surga? Bagaimana mungkin orang yang berdosa tidak bergembira dengan tertutupnya pintu-pintu Neraka? Bagaimana mungkin orang yang berakal tidak bergembira dengan waktu dibelenggunya Syetan-syetan?"
Saudaraku, itulah kabar gembira yang berusaha maksimal dimanfaatkan oleh para hamba pekerja keras, dan dihadapi dengan menyingsingkan lengan baju oleh mereka yang bersungguh-sungguh di dalam penghambaan kepada Allah. Itulah bulan yang selalu disambut kedatangannya dengan gembira oleh orang-orang beriman.
Saudaraku, mana kegembiraanmu? Mana senyumanmu? Sementara engkau melihat hari-hari tersebut merayap semakin dekat kepadamu, sedikit demi sedikit, untuk meletakkan di hadapanmu kegembiraan setiap muslim itu: bulan Ramadhan.
Saudaraku, betapa mulianya bulan ini. Karena itu, "Hati orang-orang bertakwa selalu merindukan kedatangannya, dan merintih sakit karena berpisah dengannya." [Ibnu Rajab]
Saudaraku seiman, betapa gembiranya orang-orang yang bertemu dengan bulan pengampunan ini.
Betapa gembiranya orang-orang yang bertemu dengan bulan penuh rahmat ini.
Betapa gembiranya orang-orang yang bertemu dengan musim ketaatan ini.
Betapa gembiranya orang-orang yang bertemu dengan hari-hari yang diselimuti Allah dengan keanggunan, kemegahan, dan keindahan ini.
Saudaraku, apakah engkau tahu bahwa orang-orang shalih dahulu senantiasa berdoa sejak sekian lama agar disampaikan ke hari-hari bulan Ramadhan ini?
Ma`la ibnul Fadhl berkata, "Mereka berdoa selama enam bulan agar disampaikan ke bulan Ramadhân, kemudian berdua selama enam bulan pula agar amalan mereka di bulan itu diterima oleh Allah."
Yahya ibnu Katsir berkata, "Di antara doa mereka adalah: 'Ya Allah, serahkanlah aku ke pangkuan bulan Ramadhân, serahkanlah bulan Ramadhân ke pangkuanku, dan terimalah ia kembali dariku dengan penerimaan semua amalanku di dalamnya."
Saudaraku, berdoalah seperti doa mereka, bergembiralah seperti mereka bergembira, semoga Allah meliputimu dengan aroma Ramadhân, sehingga Allah mengampuni dosamu dan engkau keluar dari Ramadhân dengan terbebas dari Neraka.
Saudaraku seiman. Tidakkah pernah satu hari saja terpikir olehmu tentang keutamaan orang yang bertemu dengan bulan Ramadhân? Tidak pernahkah engkau berpikir betapa besar pahala orang yang ditakdirkan Allah mendapatkan bulan penuh berkah ini?
Saudaraku, agar kegembiraanmu sempurna jika kelak engkau termasuk orang-orang yang bertemu dengan Ramadhan, aku tinggalkan engkau bersama kisah berikut ini:
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Abu Hurairah——berkata, "Suatu ketika, dua orang lelaki dari daerah Baliya di Bani Qudhâ`ah memeluk Islam bersama Rasulullah Shallallâhu `alaihi wa sallam. Salah seorang dari mereka kemudian mati syahid, sementara yang satu lagi menyusul setahun kemudian. Thalhah ibnu `Ubaidillah berkata, 'Aku melihat (di dalam mimpi) bahwa orang yang syahid kemudian itu lebih dahulu masuk Surga daripada yang syahid lebih dahulu. Aku pun merasa heran, sehingga pada pagi harinya, aku menceritakan hal tersebut kepada Nabi Shallallâhu `alaihi wa sallam, atau ada seseorang yang menceritakannya kepada beliau, lalu beliau bersabda, 'Bukankah (yang terakhir wafat itu) bertemu dengan bulan Ramadhan setelah (kematian) yang pertama, serta mengerjakan 6000 rakaat shalat wajib dan sekian rakaat shalat sunnah setelahnya?'." [HR. Ahmad; Menurut Al-Albani: shahih]
Saudaraku, semoga Allah menyampaikan kita semua ke bulan Ramadhan berkali-kali. Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kehidupan yang bahagia dengan bulan Ramadhan dan amalan-amalan shalih.