Islam Web

Haji & Umrah

  1. Haji & Umrah
  2. Jalan Menuju Surga

Indahnya Hidup Ini!

Indahnya Hidup Ini!

Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Katakanlah: 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." [QS. Al-An`âm: 162-163]

Saudaraku, alangkah indahnya hidup ini jika semuanya dilakukan karena Allah­—`Azza wajalla. Hanya ada satu cara bagi seseorang untuk menjadikan seluruh hidupnya untuk Allah semata, yaitu dengan cara "ikhlas". Keikhlasan dalam beramal dan meniatkannya untuk menggapai ridha Allah—`Azza wajalla—membuka pintu pahala dan ganjaran yang besar bagi seseorang. Amal yang penulis maksud di sini tidak terbatas pada ibadah saja, akan tetapi juga mencakup aktivitas duniawi dan segala perbuatan mubah yang biasa kita lakukan tanpa niat dalam kehidupan sehari-hari.

Saudaraku, barangkali Anda bertanya-tanya, apakah saya bermaksud bahwa kita bisa mendapatkan pahala saat bermain bola, atau ketika kita piknik bersama teman-teman, atau ketika kita duduk bersama keluarga di rumah?

Saya jawab dengan jelas dan terang, "Ya, benar". Anda bisa mendapatkan pahala, bahkan saat Anda tidur sekalipun. Sebelum Anda mengklaim bahwa pernyataan saya ini terlalu berlebihan, saya akan menjelaskan kepada Anda dalil-dalilnya:

Dalam sebuah hadits, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Dan pada kemaluan setiap kalian terdapat sedekah." Maksud beliau adalah bahwa menggauli istri pun mengandung nilai sedekah. Para shahabat bertanya, "Apakah mungkin bila salah seorang dari kami memenuhi syahwatnya, lalu ia mendapatkan pahala?" Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Bagaimana menurut kalian seandainya ia salurkan di tempat yang haram, apakah ia berdosa? Begitu juga seandainya ia salurkan di tempat yang halal, ia akan mendapat pahala."

Ini adalah dalil bahwa perkara-perkara yang hukum asalnya adalah mubah (boleh), seandainya diniatkan dengan niat yang baik akan mendatangkan pahala. Abdullah ibnu Mas'ûd berkata, "Aku meniatkan tidurku karena Allah, sebagaimana aku meniatkan shalatku."

Saudaraku, sekarang apakah Anda sudah yakin dengan apa yang saya katakan?

Anda bisa memperoleh ganjaran pahala selama 24 jam setiap hari. Dengan demikian, pada hari Kiamat kelak, saat ditanya kemana Anda habiskan umur Anda, Anda akan memiliki jawaban yang kuat. Karena Anda menghabiskan seluruhnya untuk ketaatan kepada Allah.

Barangkali sebagian orang meminta disebutkan beberapa contoh aktivitas harian yang biasanya kita lakukan tanpa niat dan maksud tertentu, tetapi ketika diniatkan karena Allah, kita akan mendapatkan pahala. Contohnya adalah makan dan minum. Kita makan setiap hari, minimal satu atau dua kali. Seandainya kita makan dengan niat agar kita kuat dalam melakukan ibadah, dan demi menjaga kesehatan yang akan ditanya pada hari Kiamat, maka kita akan mendapatkan pahala selama kita makan.

Contoh lain adalah memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membelikan perkakas rumah tangga untuk orang tua Anda. Tindakan ini bisa kita niatkan untuk mentaati dan berbakti kepada kedua orang tua. Kita juga bisa meniatkannya untuk memenuhi kebutuhan seorang muslim. Dengan demikian, kita akan mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar.

Masih terdapat banyak aktivitas harian yang bisa kita jadikan sumber pahala, selain dari yang kita sebutkan di atas.

Terakhir, Anda mesti mengetahui bahwa kendati amal yang dilakukan oleh banyak orang adalah sama, namun derajat mereka di sisi Allah berbeda-beda, tergantung niat mereka masing-masing dalam melakukannya. Oleh sebab itu, berusahalah agar niat Anda selalu tulus untuk Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ. Jadilah Anda seperti Umar ibnu Abdil Aziz sebagaimana yang dituturkan oleh Sulaiman ibnu Abdil Malik, "Demi Allah, sepengetahuanku, tidak ada satu langkah pun yang dilangkahkan oleh Umar, kecuali ia memiliki niat (karena Allah) di dalamnya."

[Sumber: www.islammemo.cc]

Artikel Terkait

Keutamaan Haji