Saya seorang perempuan yang—Alhamdulillah—komitmen menjalankan ajaran-ajaran Al-Quran dan Hadits, serta selalu mengenakan hijab yang sesuai Syariat dan memakai cadar. Saya menghadiri ceramah-ceramah Agama sekali dalam seminggu. Masalahnya, ketika saya tertawa atau melakukan gerakan-gerakan aneh, teman-teman saya selalu mengejek saya dengan mengatakan: "Inikah perilaku wanita bercadar itu? Seperti inikah orang yang komitmen menjalankan Agama?" Mereka juga mengatakan bahwa wanita yang taat menjalankan Agama tidak boleh tertawa, tidak keluar rumah, tidak beraktivitas di tempat-tempat yang di dalamnya terdapat kaum laki-laki. Perkataan semacam ini sangat sering mereka lontarkan dan hampir setiap hari saya terima, sementara saya tidak tahu bagaimana menjawabnya. Hal ini cukup menyulitkan dan mengganggu bagi saya. Mohon petunjuknya.
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Sesungguhnya seorang perempuan yang taat menjalankan ajaran Agamanya dan komitmen dengan akhlak mulia, dialah yang seharusnya tertawa dan berbahagia, karena ia telah menjalankan perintah Tuhannya, sehingga Tuhannya ridha kepadanya dan akan membahagiakannya di dunia dan Akhirat. Allah—Subhanahu wata`ala—berfirman (yang artinya): "Janganlah kalian bersikap lemah dan jangan (pula) kalian bersedih hati, padahal kalianlah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kalian orang-orang yang beriman." [QS. Ali `Imran: 139]
Artinya, muslimah yang taat beragama sejatinya memiliki derajat yang lebih tinggi. Anda justru harus memandang perlakuan perempuan-perempuan itu dengan pandangan penuh iba dan kasih sayang, karena semakin minim ketaatan beragama seorang perempuan maka semakin minim pula rasa malunya. Selain itu, mereka berbicara demikian sebenarnya disebabkan rasa cemburu dan dengki karena mereka belum sampai pada derajat Anda dalam beragama. Perempuan yang terbiasa pamer aurat, berakhlak tercela, melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, atau wanita-wanita berpakaian tetapi telanjang yang dikabarkan oleh Nabi tidak akan mencium bau Surga, seandainya mereka ini mengetahui azab Allah yang menanti mereka, niscaya mereka tidak akan mampu tertawa.
Seorang muslim apabila diejek oleh pelaku maksiat (pendosa) semestinya berkata kepada mereka seperti perkataan Nabi Nuh ` kepada kaumnya, ketika mereka mengejeknya (yang artinya): "Jika kalian mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejek kalian sebagaimana kalian sekalian mengejek (kami)." [QS. Hud: 38]
Islam tidak mencegah seorang perempuan untuk tertawa dan berbahagia selama tidak dalam melakukan ghibah (gunjing) dan kata-kata kotor. Islam juga tidak melarang perempuan keluar rumah untuk melaksanakan tugas-tugasnya, asalkan ia berhijab. Akan tetapi ketidakpahaman akan hakikat dan toleransi ajaran Islam, serta tidak adanya rasa bangga beragama secara benar, itulah yang membuat orang-orang fasik berbicara tidak benar tentang Agama dan Syariat Allah.
Kami juga berpesan kepada Anda untuk mencari teman-teman yang taat beragama, yaitu teman-tema yang akan membantu Anda dalam menjalankan perintah Allah—Subhanahu wata`ala. Janganlah banyak duduk bersama perempuan-perempuan berakhlak tercela itu, karena teman yang buruk sangatlah berbahaya pengaruhnya. Ia akan selalu berusaha menggiring temannya menuju kecenderungan dan pemikirannya, dan tentu saja itu mengandung kerusakan untuk dunia dan Akhirat.
Anda juga harus bersabar menghadapi cobaan ini, karena hal-hal seperti ini memang selalu menimpa orang-orang beriman dikarenakan keimanan dan komitmen mereka dalam beragama. Kami juga berpesan kepada Anda agar membaca buku-buku dan tulisan seputar fiqih muslimah.
Wallahu a`lam.
Anda dapat mencari fatwa melalui banyak pilihan