Saya ingin bertanya bagaimana cara menjauhi kawan-kawan yang tidak baik dan menghindari perbuatan-perbuatan mereka. Saya sering merasa sangat menyesal menghabiskan waktu bersama mereka, tetapi hanya beberapa waktu kemudian saya kembali bergaul dengan mereka, sehingga saya merasa bahwa saya mungkin telah disihir dan dirasuki Syetan.
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Suatu hal yang tidak diragukan lagi, bahwa berkawan dengan teman-teman yang tidak baik sangatlah berbahaya dan merupakan bencana nyata yang menjerumuskan pelakunya ke dalam berbagai resiko buruk dan kerusakan di Dunia dan di Akhirat. Cukuplah sebagai dalilnya bahwa Nabi—Shallallahu `alaihi wasallam—memperingatkan kita tentang kawan yang tidak baik dalam sabda beliau: "Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Penjual minyak wangi boleh jadi akan memberikan minyak wanginya kepadamu, atau engkau akan membelinya darinya, atau engkau akan mendapatkan aroma wangi darinya. Adapun tukang pandai besi, ia boleh jadi akan membakar pakaianmu, atau engkau akan mendapatkan darinya bau yang tidak sedap." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Rasulullah—Shallallahu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Seseorang tergantung kepada agama (perilaku) kawan dekatnya, karena itu, hendaklah setiap kalian melihat siapa yang ia jadikan kawannya dan siapa yang ia jadikan sahabatnya."
Oleh karena itu, seorang muslim wajib mewaspadai sekaligus menjauhi teman-teman yang tidak baik. Hal itu dapat diwujudkan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama: Mengubah lingkungan dan berpindah dari tempat berkumpulnya teman-teman yang tidak baik; atau dapat pula dengan cara meninggalkan kota atau desa atau jalan tempat domisili teman-teman yang hendak ditinggalkan itu.
Kedua: Mencari teman-teman yang baik yang dapat membantu menjalankan kebenaran dan memperoleh hidayah. Karena seorang mukmin akan lemah bila sendirian, dan menjadi kuat apabila bersama dengan saudara-saudaranya seiman.
Ketiga: Memperbanyak berbuat amal-amal ketaatan dan menjauhi perbuatan dosa besar yang membinasakan. Apabila seseorang banyak berbuat amal ketaatan dan melakukan kebaikan niscaya ia akan mencintai kebaikan itu dan mencintai pelakunya, sekaligus membenci kekafiran, kefasiqan, dan maksiat, dengan izin Allah.
Keempat: Menyibukkan diri dengan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, membaca Al-Quran serta mempelajari isinya, dan mengisi waktu kosong dengan amal-amal ketaatan. Inilah salah satu sarana terbaik untuk melepaskan diri dari teman-teman yang tidak baik.
Kelima: Merenungkan berbagai akibat buruk yang diperoleh ketika bergaul dengan teman-teman yang tidak baik. Hal ini akan membantu seseorang untuk melepaskan diri dari teman-temannya yang tidak baik. Di antara akibat yang perlu diingat adalah bahwa kawan-kawan pelaku maksiat dan rekan-rekan yang memiliki kepentingan dunia merupakan orang pertama yang akan berlepas diri dari teman mereka pada hari Kiamat kelak, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah—Subhanahu wa Ta`ala—(yang artinya): "Teman-teman akrab pada hari itu sebagian mereka menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa." [QS. Az-Zukhruf: 67]
Selain itu, seorang muslim yang taat atau orang yang diharapkan kebaikan dari dirinya apabila berkawan dengan teman-teman yang fasik akan dikategorikan sebagai pengikut mereka, menjadi bagian dari mereka, serta akan dihitung bersama mereka, sekalipun ia tidak ridha dengan perbuatan mereka. Tidak hanya itu, bergaul dengan mereka akan menyeret kepada perbuatan maksiat (dosa).
Keenam: Terakhir, kami menasihati Anda agar bertobat dari perbuatan-perbuatan Anda yang telah lalu, bertekad untuk mengubah keadaan Anda menjadi lebih baik, serta memperbanyak doa agar Allah memberi taufiq kepada Anda untuk berteman dengan teman-teman yang shalih yang membimbing Anda kepada kebaikan dan membantu Anda untuk berbuat baik. Berdoalah juga agar Allah memalingkan Anda dari segala perbuatan buruk dan para pelakunya.
Dan ketahuilah, bahwa langkah yang paling penting di antara yang telah kami sebutkan di atas adalah perasaan bahwa diri Anda senantiasa diawasi dan dilihat oleh Allah—Subhanahu wa Ta`ala—dalam setiap kondisi dan waktu Anda, karena barang siapa yang benar-benar merasakan hal itu pasti akan mudah menjauhkan diri dari perbuatan buruk dan para pelakunya, serta akan senantiasa menyibukkan diri dengan hal-hal yang mendatangkan ridha Allah—`Azza wajalla.
Wallahu a`lam.
Anda dapat mencari fatwa melalui banyak pilihan